Taukah kau kawan ?
ketika suatu hari aku menceritakan sesuatu dengan penuh bahagia, dan ketika itu suatu hari itu juga aku merasa bahagia dan senang, bahkan sampai kalian merasa terheran-heran..
sesungguhnya di hari itu juga, aku sedang terpuruk dengan masalah-masalahku..
tapi aku mencoba untuk tetap terlihat bahagia dimata kalian..
karena aku tidak mau menunjukkan kalau aku sedang terpuruk
biarlah nanti kalian tau dengan sendirinya, ketika aku tlah melewati masalah itu dengan baik :)
Story of Aprilia
Jumat, 13 Juli 2012
Rabu, 09 Mei 2012
SECUIL CERITA MASINIS KA TRAGEDI BINTARO
Ketika terjadi
kecelakaan KA di St Petarukan, Pemalang, 2 Oktober 2010 lalu, nama Slamet
Suradio diungkit lagi setelah menghilang. Masinis yang berumur 71 tahun ini
seperti hilang ditelan bumi.
MENCARI
Slamet Suradio di Purworejo memang tidak mudah.Radar Jogja (Jawa Pos Group) tak
punya alamat detail rumahnya. Bahkan, nama masinis yang pernah menggemparkan
Indonesia itu tidak terdata di PT KA (Kereta Api) Kutoarjo.
Petugas di Stasiun Besar Kutoarjo malah terkejut saat diberita tahu bahwa
masinis KA 225 (Rangkasbitung-Jakarta) yang terlibat tabrakan dengan KA 220
(Tanah Abang-Merak) dan menewaskan 156 orang itu tinggal di Purworejo.
Alamat Slamet akhirnya ditemukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Purworejo. Slamet Suradio tercatat sebagai warga RT 01, RW 02, Dusun
Krajan Kidul, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Purworejo.
Saat didatangi di rumahnya Senin (4/10), laki-laki yang oleh warga sekitar
lebih akrab disapa Slamet Bintaro itu sedang tidak ada. Rumahnya sepi.
Tetangganya memberi tahu bahwa Slamet sedang berjualan rokok keliling di
perempatan besar dekat BRI Cabang Kutoarjo (bukan berjualan rokok di rumah
seperti diberitakan kemarin, Red).
Tapi, ketika pangkalan Slamet didatangi, bapak tiga anak itu ternyata sudah
pergi. "Wong, barusan dia di sini. Mungkin masih di sekitar sini
saja," kata seorang tukang becak.
"Lha itu" orang yang pakai baju biru berjalan ke timur. Ya, itu
Slamet Bintaro," tambah si tukang becak sambil menunjuk ke arah pria gaek
yang berjalan sambil membawa kotak rokok di dadanya.
Slamet yang mengenakan baju biru lusuh dan topi biru berjalan di trotoar
dengan tertatih-tatih. Di pundaknya tergantung tas berisi beberapa bungkus
rokok yang dijual keliling. Dia kaget ketika disapa dengan nama "Slamet
Bintaro". Namun, setelah diajak makan di sebuah warung, dengan antusias
Slamet menceritakan tragedi kecelakaan kereta yang terjadi pada Senin Pon, 19
Oktober 1987, pukul 07.30 tersebut. Tabrakan frontal dua KA itu dianggap sebagai
kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Selain menewaskan
156 orang, tabrakan tersebut melukai sekitar 300 penumpang lainnya.
Dalam kasus itu, Slamet akhirnya dihukum lima tahun penjara. Begitu bebas
dari Lapas Cipinang pada 1993, Slamet masih boleh ngantor, meski hanya disuruh
apel pagi. Namun, pada 1994, dia diberhentikan dengan tidak hormat. Secara
otomatis dia tidak mendapatkan uang pensiun. Padahal, Slamet mulai mengabdi di
PJKA (kini PT KA, Red) sejak 1964 dan mulai 1971 menjadi masinis.
"Pengabdian saya selama puluhan tahun seperti tidak berarti,"
ujar suami Tuginem, 45, itu dengan nada kelu. Tuginem merupakan istri kedua
Slamet. Istri pertamanya, Kasmi, kawin lagi dengan masinis kawan Slamet ketika
laki-laki berkulit hitam legam itu menjalani hukuman di Lapas Cipinang.
Slamet kemudian membongkar isi tas cangklongnya. Selain rokok, ternyata
Slamet ke mana-mana membawa "surat-surat penting" yang menjadi saksi
bisu pengabdian dirinya sebagai masinis. Di antaranya, surat tanda pengenal masinis
dan surat pemberhentian dirinya oleh Kementerian Perhubungan.
Dia tampak terluka. Selain merasa menjadi kambing hitam dalam tragedi
Bintaro, dia mendapatkan tekanan dari mana-mana. Dia menjalani pemeriksaan yang
melelahkan dan membuatnya stres.
Dia juga tiga kali pindah rumah sakit saat menjalani pengobatan luka-luka
akibat kecelakaan itu. Pertama, dia dirawat di RS Pelni Jakarta. Namun,
lantaran mendapat teror dari massa "korban Bintaro", Slamet kemudian
diamankan dan dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusuma, sebelum dipindah lagi ke RS
Kramat Jati. Di ICU RS Kramat Jati, Slamet dirawat tiga bulan. Selama menjalani
perawatan itu, dia masih sering dimintai keterangan oleh aparat kepolisian.
"Bahkan, saya pernah diinterograsi dengan todongan pistol agar mengakui
apa yang tidak saya lakukan. Namun, saya tetap kukuh karena saya menjalankan
kereta setelah mendapat sinyal aman ketika masuk Bintaro. Saya sempat bilang,
tembak saja Pak. Saya rela mati karena saya merasa tidak melakukan
kesalahan," paparnya mengenang.
Meski demikian, Slamet Bintaro tetap menjadi terdakwa. Jaksa penuntut umum
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat itu menuntut Slamet dengan hukuman 14
tahun penjara. Namun, hakim menjatuhi hukuman 5 tahun penjara.
Setelah bebas dari Lapas Cipinang, Slamet Bintaro pulang ke kampung
halaman, menemani istrinya yang bekerja sebagai buruh dan perajin emping.
Slamet memilih berprofesi menjadi pengasong rokok keliling untuk mengisi
hari-harinya. Di perempatan BRI Kutoarjo yang letaknya tidak jauh dari Stasiun
Kutoarjo, saban hari dia dia menghabiskan waktu bersama para tukang becak dan
tukang ojek yang mangkal di situ.
"Yang penting, pekerjaan saya halal. Saya tidak mencuri dan
korupsi," tutur Slamet yang sehari rata-rata hanya mendapatkan penghasilan
sekitar Rp 5.000.
Sumber :Radar Jogja
Sungguh, menjadi masinis adalah
pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab yang sangat berat. Nyawa beratus-ratus
orang berada ditangannya. Sedikit kelalaian yang ia lakukan bisa menewaskan
berpuluh-puluh orang bahkan sampai beratus-ratus orang.
PPKA dan masinis haruslah mempunyai koordinasi yang sangat erat, tanpa koordinasi, mereka dapat menghilangkan nyawa para penumpangnya.
PPKA dan masinis haruslah mempunyai koordinasi yang sangat erat, tanpa koordinasi, mereka dapat menghilangkan nyawa para penumpangnya.
Semangat buat para masinis dan semua petugas PT.KAI !!
Maju terus Perkeretaapian Indonesia !! \(^_*)/
Maju terus Perkeretaapian Indonesia !! \(^_*)/
TRAGEDI BINTARO 1987
Tragedi Bintaro adalah
tragedi tabrakan 2 kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang pada
tanggal 19 Oktober 1987 tepatnya pada hari Senin Pon. Kecelakaan ini terjadi di
lengkungan “S” sekitar 200 meter dari palang pintu Pondokbetung dan 8 km
sebelum stasiun Sudimara. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan terburuk dalam
sejarah perkeretaapian Indonesia. Bahkan peristiwa ini menyita perhatian publik
dunia.
Berikut kronologis
detik-detik menegangkan itu...
Pada hari Senin 19 Oktober
1987 pukul 06.45, ada dua kereta api ekonomi yang berjalan dengan arah yang
berbeda. KA yang pertama adalah KA cepat (KA 220) jurusan Tanahabang-Merak yang
ditarik oleh loko BB30616 dengan masinis Amung Sunarya dan asisten masinis
Mujiono dengan penumpang kurang lebih 500 orang, kereta ini berada di jalur 2
Stasiun Kebayoran Lama dan akan bersilangan dengan kereta yang kedua yaitu KA
lokal (KA 225) yang ditarik oleh loko BB30316 jurusan Rangkasbitung-Jakartakota
yang dipimpin oleh masinis Slamet Suradio serta asisten masinis Soleh di jalur
3 Stasiun Sudimara.
Di jalur 3 St Sudimara sendiri terdapat KA 1035
indocement dan di jalur 2 terdapat Gerbong Kosong Rusak. Mendapati hal
tersebut, kepala PPKA St Sudimara (Djamhari) memberitahukan persilangan di St
Kebayoran Lama. Namun, kepala PPKA St Kebayoran Lama (Umriyadi) menolah
perpindahan persilangan KA dan tetap meminta persilangan dilakukan di St
Sudimara, akhirnya persilanganpun dilakukan di St Sudimara.
Lalu Djamhari mengosongkan jalur 2 untuk menampung KA Cepat 220 yang telah diberangkatkan pukul 06.50 atas izin PPKA St Kebayoran Lama, dengan memindahkan KA 225 ke jalur 1. Djamhari memerintahkan Juru Langsir untuk melangsir KA 225 ke jalur 1. Kemudian untuk memberi peringatab kepada Masinis dan penumpang, Juru langsir mengibaskan Bendera Merah menuju Lokomotif KA 225 dan meniup peluit Semboyan 46 tanpa membatalkan perintah persilangan yang “terlanjur” diberikan kepada Masinis KA 225.
Masinis KA 225 mendengar Semboyan 46 Juru Langsir tersebut, tetapi ia tidak dapat memastikan apakah telah ditunjukkan Semboyan 40 atau tidak (karena kondisi loko yg penuh sesak). Kemudian ia menanyakan kepada penumpang yg berdiri di luar loko, dan dijawab telah waktunya berangkat. Masinispun membunyikan Semboyan 41, disusul Semboyan 35. Ia tidak dapat menyadari bahwa belum diberikan Semboyan 40 oleh PPKA St Sudimara. Dan celakanya, ia mengira itu adalah semboyan yang telas diberikan PPKA untuk memberangkatkan KA (berdasar jawaban penumpang), padahal itu adalah Semboyan 46 untuk melangsir KA.
Akhirnya pukul 07.00 KA 225 pun berangkat tanpa izindari PPKA St Sudimara menuju “tujuan yang tak kan pernah tercapai”. Kontan semua petugas St Sudimara panik hebat, terutama Juru Langsir yang kemudian mengejar KA 225 dan berhasil naik di Gerbong paling belakang. Beberapa petugas KA pun mengejar dengan motor. Djamhari pun mengibas-ngibaskan Bendera Merah dan menaikturunkan Sinyal Palang KA yang menggerakkan Sinyal Masuk arah Kebayoran Lama. Tapi tak satupun terlihat oleh Masinis KA 225. Kamuduan Djamhari pun mengejar KA 225 dan berteriak, “tolong.... Pasti tabrakan...tolong...Pasti tabrakan!!” Namun tak satupun usahanya membuahakn hasil, dan ia kembali ke St Sudimara dan menghubungi PPKA St Kabayoran Lam agar mengusahakan KA Cepat 220 diberhentikan di Palang Pintu Pondokbetung.
Djamhari akhirnya mencoba usaha terakhirnya dengan membunyikan Semboyan Bahaya ke Bel Genta Perlintasan. Namun sialnya, Petugas Palang Pintu Pondokbetung tidak hafal Semboyan Genta dan menanggapinya sebagai Bel Gebta Percobaan. Akibatnya fatal, KA Cepat 220 berjalan lurus melewati Palang Pintu Pondokbetung tanpa diberhentikan oleh Petugas Palang Pintu Pondokbetung.
200 meter kemudian, Malaikat Maut pun turun ke bumi. KA 225 telah 8 km meninggalkan St Sudimara dan berjalan Half-Speed (45km/h), dan KA Cepat 220 berjalan Low-Speed (25km/h). Mereka bertemu di lengkunagn “S”. Masinis KA 225, Slamet Suradio terkejut melihat KA Cepat 220, dan berusaha mengerem KA. Secara teoritis, hal tersebut tak akan berhasil, karena KA pada kecepatan 50km/h saja membutuhkan 400 meter untuk dapat berhenti dengan total.
Pukul 07.10 suara benturan sangat keras mengiringi saling bertabrakannya kedua KA. Masinis dan Asisten KA Cepat 220 selamat, karena berjongkok dilantai Lokomotif. Namun Masinis dan Asisten KA 225 Lluka parah. Karena massa yang sangat besar, mengakibatkan masing-masing lokomotif seakan tertelan masing-masing Gerbong (sesuai dengan Telescopic Effect). Berdasarkan informasi dan Harian Suara Pembaruan, 72 orang tewas seketika, 200 lebih tewas karena sekarat, 300 lebih luka-luka.
Lalu Djamhari mengosongkan jalur 2 untuk menampung KA Cepat 220 yang telah diberangkatkan pukul 06.50 atas izin PPKA St Kebayoran Lama, dengan memindahkan KA 225 ke jalur 1. Djamhari memerintahkan Juru Langsir untuk melangsir KA 225 ke jalur 1. Kemudian untuk memberi peringatab kepada Masinis dan penumpang, Juru langsir mengibaskan Bendera Merah menuju Lokomotif KA 225 dan meniup peluit Semboyan 46 tanpa membatalkan perintah persilangan yang “terlanjur” diberikan kepada Masinis KA 225.
Masinis KA 225 mendengar Semboyan 46 Juru Langsir tersebut, tetapi ia tidak dapat memastikan apakah telah ditunjukkan Semboyan 40 atau tidak (karena kondisi loko yg penuh sesak). Kemudian ia menanyakan kepada penumpang yg berdiri di luar loko, dan dijawab telah waktunya berangkat. Masinispun membunyikan Semboyan 41, disusul Semboyan 35. Ia tidak dapat menyadari bahwa belum diberikan Semboyan 40 oleh PPKA St Sudimara. Dan celakanya, ia mengira itu adalah semboyan yang telas diberikan PPKA untuk memberangkatkan KA (berdasar jawaban penumpang), padahal itu adalah Semboyan 46 untuk melangsir KA.
Akhirnya pukul 07.00 KA 225 pun berangkat tanpa izindari PPKA St Sudimara menuju “tujuan yang tak kan pernah tercapai”. Kontan semua petugas St Sudimara panik hebat, terutama Juru Langsir yang kemudian mengejar KA 225 dan berhasil naik di Gerbong paling belakang. Beberapa petugas KA pun mengejar dengan motor. Djamhari pun mengibas-ngibaskan Bendera Merah dan menaikturunkan Sinyal Palang KA yang menggerakkan Sinyal Masuk arah Kebayoran Lama. Tapi tak satupun terlihat oleh Masinis KA 225. Kamuduan Djamhari pun mengejar KA 225 dan berteriak, “tolong.... Pasti tabrakan...tolong...Pasti tabrakan!!” Namun tak satupun usahanya membuahakn hasil, dan ia kembali ke St Sudimara dan menghubungi PPKA St Kabayoran Lam agar mengusahakan KA Cepat 220 diberhentikan di Palang Pintu Pondokbetung.
Djamhari akhirnya mencoba usaha terakhirnya dengan membunyikan Semboyan Bahaya ke Bel Genta Perlintasan. Namun sialnya, Petugas Palang Pintu Pondokbetung tidak hafal Semboyan Genta dan menanggapinya sebagai Bel Gebta Percobaan. Akibatnya fatal, KA Cepat 220 berjalan lurus melewati Palang Pintu Pondokbetung tanpa diberhentikan oleh Petugas Palang Pintu Pondokbetung.
200 meter kemudian, Malaikat Maut pun turun ke bumi. KA 225 telah 8 km meninggalkan St Sudimara dan berjalan Half-Speed (45km/h), dan KA Cepat 220 berjalan Low-Speed (25km/h). Mereka bertemu di lengkunagn “S”. Masinis KA 225, Slamet Suradio terkejut melihat KA Cepat 220, dan berusaha mengerem KA. Secara teoritis, hal tersebut tak akan berhasil, karena KA pada kecepatan 50km/h saja membutuhkan 400 meter untuk dapat berhenti dengan total.
Pukul 07.10 suara benturan sangat keras mengiringi saling bertabrakannya kedua KA. Masinis dan Asisten KA Cepat 220 selamat, karena berjongkok dilantai Lokomotif. Namun Masinis dan Asisten KA 225 Lluka parah. Karena massa yang sangat besar, mengakibatkan masing-masing lokomotif seakan tertelan masing-masing Gerbong (sesuai dengan Telescopic Effect). Berdasarkan informasi dan Harian Suara Pembaruan, 72 orang tewas seketika, 200 lebih tewas karena sekarat, 300 lebih luka-luka.
Tragedi
ini sangat mengguncangkan Indonesia, terutama Jakarta. Dan dikategorikan
sebagai kecelakaan terbesar se-Indonesia. Sebelumnya, tanggal 20 September
1968, kecelakaan serupa pernah terjadi di Desa Ratujaya, Depok (sekitar 1km
setelah St Depok), anatar Kereta Lambat, 116 orang tewas seketika, dan 67 orang
luka-luka.
Impak
dari tragedi ini, PJKA tidak tinggal diam, bebrapa operasi penertiban segera
dilaksanakan. Selain penertiban penumpang juga melaksanakan penertiban sarana
prasarana, yaitu seperti pemasangan radio di lokomotif (pada waktu kejadian
masih sedikit loko di Indonesia yg memiliki radio). Selain itu diantara St
Sudimara dan St Kebayoran Lama dibangun stasiun baru (Pondok Ranji). Sistem
persinyalan di daerah inipun diperbarui dengan mengubah sistem persinyalan
mekanik menjadi elektrik. Namun, efek terbesar dari kejadian ini yaitu
dibangunnya double track besar-besaran. Ironisnya, double track ini baru
ter-realisasi tahun 2007.
Ohya,
tragedi ini ada filmnya lhoo..
tapi belum sempat nyari juga siih.. :D
tapi belum sempat nyari juga siih.. :D
Ini nih cover CD film
nyaa :D
Sedikit Catatan saja, informasi bagi yg belum paham
tentang Semboyan :
1. Semboyan
35 : ketika masinis membunyikan Horn (klakson) KA, sebagai tanda KA akan berangkat.
2. Semboyan
40 : Ketika petugas peron memberikan sinyal hijau kepada kondektur KA, tanda
jalur telah aman.
3. Semboyan
41 : Ketika kondektur membunyikan peluit sebagai respon atas dimengertinya
Semboyan 40 yang telah diberikan.
4. Semboyan
46 : Ketika Juru Langsir meniup peluit dan mengibaskan Bendera Merah, sebagai
tanda kepada masinis dan penumpang bahwa KA akan segera dilangsir.
Selasa, 24 April 2012
Sahabat yang bisa membuat hidup lebih bermakna ...
Dan saya bangga memiliki teman seperti kalian ,,,
Karena Bersahabat dengan kalian itu seperti permen Nano Nano Banyak Rasa ...
Rasa MANIS,PAHIT,ASAM nya Kehidupan Tuh semuanya ada ...
Dan saya bersyukur memiliki sahabat seperti kalian ...
Karena Tanpa Sahabat Kita Kita Tidak akan Bermakna ...
Sabtu, 21 April 2012
"Dari kemenangan Menuju kemenangan"
Ketika seorang bayi di lahirkan ke dunia ini, ia hadir membawa atribut " sang pemenang ". Siapapun dan bagaimanapun, ia adalah sang pemenang.sekali lagi,pemenang,bukan pecundang.
Ingatlah ketika "anda" masih berbentuk sel sperma. saat itu " satu juta " sel sperma siap bersaing untuk memperebutkan " satu sel telur ", termasuk anda. Aba - aba " mulai" pun diserukan.
semuanya meluncur, bersaing dan bertempur. mungkin ada yang saling tendang,sikut,saling pukul dan ada juga yang tidak terkena apa - apa karena tertinggal jauh di belakang. hanya satu yang akhirnya layak sebagai pemenang dan ia pun berhak memahkotai
sel telur.satu - satunya pemenang itu adalah " Anda".
sang pemeng menyatu dengan sel telur, kemudian " bermetamorfosa " menjadi makhluk mungil nan cantik di dalam sebuah tempat yang disebut rahim. setelah kurang lebih sembilan bulan, ia kembali berjuang. kali ini ia berjuang dengan maut demi menatap kehidupan dunia. Alhmdulillah, dengan ijin Allah, ia sukses untuk kedua kalinya. ia terlahir kedunia menjadi bayi mungil penuh pesona, Meskipun bayi, ia adalah seorang pemenang. you are hero !
Mental juara yang terbentuk jauh sebelum Anda lahir, menuntut untuk terus dijaga.Anda yang lahir sebagai seorang pemenang, tidak pantas menjadi seorang pecundang didalam menapaki kerasnya kehidupan. Persaingan boleh saja panas, tetapi Anda akan selalu berjuang untuk tampil sebagai pemenang.
Tegar dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi ujian kehidupan harus dibiasakan, bahkan perlu dibentuk sejak awal. Berat memang, tetapi harus dicoba, Adapun hasilnya, mental juara inilah yang nantinya akan mengatur irama kehidupan Anda selanjutnya.
bukankah Anda ingin menjadi sang pemenang??? Ingin menjadi yang terbaik ??? Saya yakin, seratus persen yakinnya, kalau Anda ingin tampil sebagai pemeran utama dalam pentas kehidupanmu, bukan sekedar pemeran figuran. Sekarang, bersiaplah menjadi sang pemenang yang tak mengenal putus asa!!!
Wahai sang pemenang, sambutlah kedatangan hari dengan senyum kemenganamu. Bergegaslah! Jadilah yang " Terbaik " karena bagimu " baik" saja tidaklah cukup. Hanya orang yang mampu menyambut dan menghadapi tantangan dengan sikap optimis yang layak menjadi " BEST OF THE BEST". Pastikan, bahwa itu adalah anda !!!
KESUKSESAN ITU, 99 PERSEN DIPENGARUHI OLEH KERJA KERAS,
1 PERSEN DIPENGARUHI OLEH KEJENIUSAN
EIGHTEN ! \(^_^)/
tepat 15 April 2012 kemarin, saya sangat bersyukur karena sampai saat ini saya masih diberi kesempatan untuk merasakan hidup di dunia ini.
trimakasih saya sampaikan kepada Tuhan YME, kepada keluarga saya yang sampai saat ini masih utuh menemani hari-hari saya, tidak lupa saya sampaikan kepada teman-teman, sahabat-sahabat saya dan semua orang yang ada disekitar saya yang senantiasa mendukung saya dalam keadaan apapun.
meskipun disetiap ulang tahun saya tidak ada sesuatu yang spesial, tapi saya sangat bahagia sekali karena kehadiran orang-orang spesial di hidup saya. :)
tidak lupa ucapan trimakasih yang sangat spesial yang saya berikan kepada bunda saya :)
di usia saya yang ke 18 ini saya masih merasakan kasih sayangnya, dan juga tidak lupa saya ucapkan trimakasih untuk sepatu yang bunda berikan. :)
meskipun itu bukanlah sepatu yang mahal, tapi menurut saya itu sangat berharga sekali.
semoga di usia saya yang ke 18 ini saya bisa semakin dewasa dan tentunya semakin menyayangi keluarga dan orang-orang disekitar saya. :)
Senin, 27 Februari 2012
Surat Untuk Bundaku Tercinta
Dear : Bundaku yang Tercinta
surat ini ku tulis untuk Bundaku yang slalu aku cintai.
semoga kelak surat ini bisa dibaca oleh Bunda. amiin :)
Lia nulis surat ini cuma ingin Bunda tahu kalo Lia slama ini sayaaang banget sama Bunda.
makasih ya Bunda, udah sayang sama Lia, udah nemenin Lia selama 17 tahun ini, udah jagain Lia sampai saat ini.
Lia banggaa banget punya Bunda yang super duper kuat. :)
maafin Lia Bunda, mungkin selama 17 tahun ini Lia sudah beribu-ribu kali bikin kesel Bunda.
maafin Lia juga kalo sampai saat ini Lia masih sering bertengkar sama mbak dan mas.
Lia juga belum bisa bahagiakan Bunda.
Lia janji, Lia bakal bahagiakan Bunda kelak.
Lia tahu, untuk saat ini Lia belum bisa bahagiakan Bunda.
prestasi Lia pun gak bisa buat di banggakan.
yaaa, meskipun Bunda biasanya membangga-banggakan Lia dimata orang lain.
tapi jujur Bunda, prestasi Lia slama ini itu biasa-biasa aja dibandingkan dengan teman-teman Lia yang lain.
suer dehh...
tapi Lia pasti bikin bangga Bunda dengan suatu kelebihan yang Lia miliki kok.
meskipun sampai saat ini Lia juga belum tahu apa sebenernya kelebihan Lia itu.
tapi tetep dukung Lia ya Bunda !
dukung Lia buat wujudin impian-impian Lia, dukung Lia juga buat banggain dan bahagiakan Bunda.
Lia sayang sama Bunda, tetep temenin Lia sampai Lia wujudin semua impian-impian Lia ya Bunda.
Lia ingin Bunda ngrasain apa yang Lia rasain ketika impian-impian Lia nanti tercapai. :)
Lia janji Bunda, Lia akan bahagiakan Bunda. amiiiiiiin :)
Langganan:
Postingan (Atom)